Bruk, brak, brik, brokk …… :D (suara lagi bongkar2 buku) daripada
gak ada kerjaan mending bongkar-bongkar buku jadul saja, begitulah yang muncul
di pikiran ku malam itu. Pandangan saya tertuju pada satu buku kecil yang
bersampul biru. Buku yang sudah saya simpan sejak SMA itu ternyata masih utuh.
Setelah melihat-lihat isi buku itu, saya tertarik pada satu tulisan yang bertajuk “Perjuanganku Untuk
Indonesiaku”. Berpikir sejenak J,,
emangnya perjuanganku apa…? kayaknya
saya bukan seorang pejuang. Hahahahaa :D gak lucu kali yah, emang kamu bukan
pejuang (mungkin itu kata kalian). Kebetulan, hari ini adalah hari peristiwa
bersejarah bagi Indonesia. Yang mana, tanggal 9 Juli 2014 ini bangsa Indonesia
sedang melaksanakan pesta Demokrasi. Peristiwa yang akan menentukan siapa
pemimpin bangsa Indonesia untuk lima tahun kedepan. Siapa yang akan menentukan
nasib bangsa Indonesia, siapa yang akan meneruskan perjuangan para pemimpin-pemimpin
terdahulu. Nah, karena keterkaitan dari judul tulisan itu dengan hari yang bersejarah
ini, makanya tidak ada salah nya dan mungkin lebih benar jika saya ingin
menempelkan tulisan ini ke blog saya.
Bagi saya, cerita konyol ini memiliki keunikan dan sejarah tersendiri
bagi saya. Dengan menuliskan cerita ini, mungkin saya bisa bernostalgia dan mengenang
masa-masa atau kenangan yang terjadi pada saat itu. Nah, Sahabat makanya
izinkanlah malam ini saya mau berbagi cerita yang agak lucu dan mungkin tidak
berbobot bagi sahabat-sahabatku ini. Yah, wajar saja, cerita ini saya tulis sekitar 3 tahun yang
lalu, tepatnya pada tahun 2012. Saat itu
usia saya masih seumur jagung, dan untuk membuat sebuah tulisan yang
berkualitas rasanya belum pantas pada saat itu. Mungkin tidak ada manfaat dan
gunanya bagi kalian, sekalipun itu ada. Yaah, Alhamdulillah sesuatu… ! kata
“Syahrini” J
Cerita ini saya tulis, pada saat perkemahan pramuka temu
penegak se-Kab. Parigi Moutong di Sulawesi tengah. Saya adalah perwakilan dari
sangga putra Gudep SMKN 1 Parigi. Hemptt, Tak usah berbasa-basi lah, langsung
saja keceritanya.
“Perjuanganku Untuk
Indonesiaku”
Hari kamis ini, hari yang berbeda dengan hari-hari
lainnya. Pada hari ini, disaat
teman-teman lain sedang melakukan aktifitas untuk mengisi hari libur imlek,
kami semua malah sibuk mempersiapkan diri untuk berangkat ke bumi perkemahan
tepatnya di dusun Gangga.
Setiba di bumi perkemahan kami langsung mendirikan tenda
bersama-sama, sebagai tempat berteduh kami selama tiga hari kedepan. Setelah
tenda berdiri kami pun diberi waktu untuk beristirahat sejenak agar kami tidak
kelelahan untuk mengikuti kegiatan selanjutnya.
Tepat pukul setengan dua, kami segera bergegas menggunakan
seragam Pramuka untuk melaksanakan kegiatan awal dari perekemahan ini yaitu
Upacara pembukaan Temu Penegak Se-Kabupaten Parigi Moutong. Sebelum upacara
pembukaan dimulai, seluruh peserta melaksanakan gladi kotor terlebih dahulu.
Dan setelah upacara pembukaan selesai, kami semua segera mandi untuk
mempersiapkan sholat maghrib karena waktu telah menunjukkan setengan enam.
Malampun telah tiba, malam pertama di bumi perkemahan. Malam
yang penuh kebahagiaan dan keceriaan, serunya bersama teman-teman di dalam
tenda sambil melantunkan lagu-lagu indah. Pengalaman yang sangat berharga, yang
jarang kami lakukan di hari-hari lain. Di tengah gemerlapnya bumi, dibawah
langit yang dihiasi bintang-bintang indah. Kami bersenda guaru bersama
Kak’Deni, kakak yang berwatak lucu dan menggemaskan. Rasanya mulut kami tak
akan pernah tertutup jika terus bersamanya. Malam yang menyenangkan, penuh
canda dan tawa. Namun, waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam yang menandakan
malam semakin larut maka selesai sudah pertemuan kita bersama Kak’Deni, dan
kami pun bersiap-siap kembali ke tenda masing-masing untuk istirahat menuju ke
pulau kapuk (tidur).
Matahari telah memancarkan sinarnya, yang menandakan pagi
telah tiba. Kami pun bergegas mandi dan dilanjutkan dengan sarapan pagi. Lomba
pertama yang akan diadakan yaitu Senam Pramuka. Gudep kami mengutus 6 orang
untuk mengikuti lomba tersebut dan ternyat hanya 3 gudep saja yang mengikuti
lomba. Selesai lomba kami bersiap-siap untuk melaksanakan kegiatan selanjutnya
yaitu operasi semut (mebersihkan bumper). Lelah kami rasakan setelah
membersihkan luasnya areal perkemahan dan mengambil kayu api unggun. Kami pun
beristirahat dan mandi untuk melaksankan
sholat jum’at bagi kaum adam. Selesai pelaksanaan sholat jum’at, seluruh
peserta mendapat penyuluhan tentang NAPZA (Narkotikta, Psikotropika, dan Zat
adiktif) oleh pihak kepolisian dan BNK Kabupaten Parigi Moutong. Walaupun sedikit
mengantuk mendengarkan penyuluhan, kami tetap semangat dengan lawakkan gokil
dari salah satu pihak kepolisian yang selalu membuat kami tertawa dengan
cerita-cerita kocaknya. Setelah penyuluhan selesai, panitia memberikan
kesempatan kepada kami untuk berdiskusi dan memberikan pertanyaan.
Dimalamnya kami mengikuti berbagai lomba, diantaranya Lomba
Vocal Grup, Pidato bahasa Indonesia dan bahasa inggris. Bumi perkemahan semakin
ramai dengan datangnya warga sekitar dusun gangga yang turut menyaksikan
berbagai penampilan peserta lomba Vocal grup dan pidato.
Hari ini adalah hari sabtu, yang merupakan hari yang kami
tunggu-tunggu dari perkemahan ini. Sebab malam nanti akan diadakan pembakaran
api unggun yang selalu kami nanti-nantikan. Aktivitas atau kegiatan awal di
pagi ini, kami melakukan senam bersama yang diikuti oleh seluruh peserta.
Sesudah senam, kami kembali ke tenda masing-masing untuk bersiap-siap mengikuti
kegiatan outbond siang nanti.
Tidak terasa malam ini adalah malam terakhir kita di bumi
perkemahan ini, karena besok kami akan berpisah kembali ke rumah masing-masing.
Dingin, panas, lelah, bahagia, suka duka, susah maupun senang. Semuanya kami
rasakan di perkemahan ini. Entah kenapa dalam waktu tiga hari ini, karakterku
mulai tebentuk, jiwa nasionalisku mulai muncul serta kepedulian dan rasa cinta
tanah airku mulai membara. Kegiatan yang sangat bermanfaat ini memberikan
pengalaman yang berharga yang susah untuk dilupakan. Perjuangan yang sangat
berat kami rasakan, namun semua perjuangan itu hanya aku tujukan pada satu
objek yaitu INDONESIA-KU, insyAllah semuanya akan berguna bagi Indonesiaku di
masa depan nanti. Amin
Sahabat, itulah cerita konyol yang ditulis anak seumur
jagung, yang mulai sejak itu jiwa nasionalisnya terhadap tanah air mulai muncul.
Semuanya itu berkat organisasi yang
dikutinya, yaitu Pramuka. Organisasi yang
dinilai orang banyak tidak memiliki manfaat, katanya perkemahan hanya sebagai
ajang pertemuan antara kaum adam dan hawa, yang memunculkan isu-isu miring
terhadap Pramuka. Padaha hanya karena
tindakan salah satu oknum saja, sehingga bisa merusak nama Pramuka itu sendiri.
Melalui tulisan ini, saya memperingatkan kepada sahabat-sahabat bahwa Pramuka
tidak seperti apa yang orang-orang katakan. Bergabunglah maka kalian akan mengerti
sendiri apa manfaat terbesar Pramuka yang diberikan kepada kepada
anggota-anggotanya. Perubahan karakter yang sangat drastis, saya rasakan ketika
mulai serius bergabung serta mulai memahami dan mengamalkan dasa dharma
Pramuka. Ingat, saatnya Indonesia bangkit seperti kata salah satu Pasangan
Capres dan Cawapres Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Bagi saya Indonesia akan
bangkit dari permukaan dan berkiprah di dunia Internasional, jika bangsa
Indonesia memiliki karakter dan jiwa nasionalis yang tinggi. Memiliki masyarakat yang bermartabat,
berpendidikan, inovatif dan kreatif dalam segala hal. Harapan saya, siapapun
pemimpin kita yang terpilih untuk 5 tahun ke depan, Indonesia harus tetap
bangkit, harus selalu bersatu, rukun dan damai dengan menjaga keberagaman suku,
ras dan agama. Dan yang paling penting bagi saya adalah utamakan pendidikan
karakter bagi generasi-generasi penerus khsusunya seperti pendidikan
kepramukaan. Karena jika bangsa kita memiliki karakter yang baik, maka kita
akan memperoleh kunci keberhasilan untuk Indonesia tercinta. Amiin