Jumat, 11 Juli 2014

Pentingnya Syi'Ar Islam




Hidup bukan hanya untuk sekedar hidup, hidup harus bermakna ibarat pelangi hidup harus berwarna. Dua tahun sudah aku menuntut ilmu di tanah Toar Lumimuut atau biasa dikenal dengan tanah Minahasa. Selama ini aku menuntut ilmu di kampus tercinta Universitas Negeri Manado, tepatnya di Fakultas Ekonomi. Ilmu Manajemen menjadi jurusan pilihanku. Entah kenapa aku bisa kuliah sampai ke bagian utara Sulawesi, padahal di tanah kelahiranku sendiri juga punya Universitas Tadulako yang tak kalah bagus dengan universitas di sini. Hmm.. cerita nya lumayan panjang, tapi intinya aku kuliah disini karena mendapat bantuan beasiswa bidik misi yang di rekomendasikan dari sekolah .
Dua tahun rasanya bukan waktu yang singkat, terhitung 4 semester sampai saat ini. Kira-kira setengah perjalanan sudah aku tempuh, dan 4 semester lagi akan menjadi petualangan selanjunya. Perjalanan hidup yang aku jalani selama 2 tahun terakhir, tidaklah mudah. Bertahan hidup dikampung orang, tanpa ada keluarga satupun.  Pahit manis kehidupan menjadi santapanku bahkan Penderitaan bukan hal yang baru lagi dalam album kehidupanku, ujian dan cobaan sudah biasa dihadapi, Sedih dan senang terus berputar seperti lingkaran. Namun, Itulah yang namanya hidup selalu di penuhi warna. Andaikan sedih adalah hujan dan senang adalah matahari, maka kita butuh keduanya untuk menghadirkan pelangi.
Berbuat sesuatu yang berguna bagi kehidupan itu sudah selayaknya kita sebagai manusia. Salah satu nya Syi’ar. Mungkin kalian sering mendengar kata itu, namun apakah Syi’ar itu? Syi’ar memang sudah umum didengar tapi sampai saat ini pun aku juga masih bingung memberikan persepsi yang pas untuk menerjemahkan kata Syi’ar itu. Jika dilihat secara umum kata syi’ar itu sendiri memiliki arti yang luas diantaranya menyampaikan, menyebarkan, ataupun memberikan informasi atau pengetahuan kepada masyarakat. Sebagai umat islam Syi’ar tidak lepas dari kata Dakwah. Keduanya nyaris memiliki makna dan arti yang sama, jadi bagi kita umat muslim syi’ar sangat penting dalam melaksanakan dakwah. Ingatlah bahwa dakwah itu bukan hak seorang muslim, tapi merupakan KEWAJIBAN kita. Setiap kita punya tugas untuk mensyiarkan cahaya Islam kepada siapapun juga, dimanapun kita berada dan siapapun teman-teman kita.
Setiap Lembaga pasti melakukan syi’ar itu. Terlebih khususnya lembaga dakwah, sejak awal kuliah saya sudah tergabung di salah satu lembaga dakwah (BTM FEKON) yang ada di kampus. lembaga dakwah pun memiliki berbagai macam nama, tetapi biasa nya memiliki tujuan yang sama yaitu dakwah. Setiap lembaga tersebut pasti memiliki cara dan strategi untuk menjaga eksistensi lembaganya. Nah, salah satu cara untuk menunjukkan eksistensi itu sendiri adalah dengan Syi’ar. Dapat dikatakan bahwa syi’ar adalah pondasi utama atas keberadaan suatu lembaga dakwah di mata masyarakat kampus.
Kemudian, apakah hubungan syi’ar dengan eksistensi lembaga??  Tentulah sangat banyak. Eksistensi itu sangat erat kaitannya dengan terlaksananya kegiatan-kegiatan yang dapat dirasakan oleh orang lain. Keberadaan suatu lembaga dari manfaat-manfaat kegiatan yang dirasakan setiap orang, akan secara otomatis menjadikan lembaga itu tetap eksis.  Dan selalu ingat bahwa target dari syi’ar adalah orang banyak, mereka yang akan kita sentuh dengan nilai-nilai islam. Lembaga dakwah dapat tenggelam, vacuum ataupun tertutup mungkin hanya menerapkan syi’ar dari kita dan untuk kita saja atau hanya dalam lingkup keluarga lembaga itu sendiri. Atau dikarenakan lembaga dakwah tersebut belum memiliki pilar yang jelas dalam melakukan syi’ar islam. Nah,
Berikut pilar yang sebaiknya dimiliki oleh lembaga dakwah (Ryan alfian:2009):

1. Syiar Multimedia (Media Informasi di BTM FEKON)

Syiar multimedia merupakan kegiatan syiar yang dilaksanakan dalam rangka membangun paradigma serta brand positif objek dakwah. Media yang biasa digunakan adalah media cetak dan media maya. Media cetak biasanya  berupa bulletin atau tempelan pada papan pengumuman yang berada ditempat strategis, yaitu tempat dimana sering dilewati objek dakwah. Media dibuat semenarik mungkin dan “eye catching” sehingga mau tidak mau bagi mereka yang melewati media ini pasti akan melihatnya terlebih dahulu karena menarik. Media yang ditempel hendaknya bervariasi dari waktu kewaktu sehingga mereka yang lewat di tempat itu tidak bosan melihat media kita. Dan diharapkan dengan seringnya kebiasaan mereka melihat media yang dibuat maka pesan-pesan yang ingin disampaikan akan tersampaikan dengan baik dan citra Lembaga akan menjadi lebih baik dan dikenal luas oleh objek dakwah.

Begitu pula dengan media maya, pengoptimalan fungsi facebook, twitter, friendster, flixster, website dan lainnya akan membantu kegiatan syiar kita juga untuk orang zaman modern saat ini.

2. Humas Internal Kampus (Humas di BTM FEKON)

Syiar yang dilakukan harus mengakar kedalam seluruh elemen-elemen kampus. Untuk itu media tidaklah cukup memegang tantangan tersebut. Perlu ada sebuah fungsi tambahan lagi agar seluruh elemen kampus tersentuh oleh syiar. Maka dari itu lahirlah hubungan masyarakat internal kampus (HIK) untuk menjawab tantangan ini. Elemen internal kampus terdiri dari Rektorat, Karyawan, Unit Tata Usaha, Unit Kegiatan Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa, Keluarga Mahasiswa, dan lain-lain. HIK berfungsi untuk melakukan menjalin hubungan baik terhadap elemen internal kampus tersebut. Dengan adanya hubungan yang baik, maka akan timbul respect dan trust antara keduanya. Dari sanalah mulai kita pengaruhi/tawarkan nilai-nilai islam kepada mereka. Dengan demikian, bukanlah sebuah euphoria bahwa syiar mampu mengakar kedalam seluruh elemen-elemen kampus.

3. Kajian/Ta’lim

Ta’lim dan kajian merupakan kegiatan syiar berbasis kegiatan/event yang dilakukan dalam rangka membentuk kerangka berpikir yang benar tentang Islam. Kegiatan Ta’lim dan kajian sebaiknya dilaksanakan sesuai dengan momentum yang tepat. Ketepatan momentum yang diambil akan menentukan keberhasilan kajian atau ta’lim karena orang-orang cenderung tertarik kepada hal yang baru dan yang hangat. Ketika momentum pemilu tiba, maka saya pikir tema “Islam Menjawab Tantangan Politik” merupakan tema yang tepat untuk diangkat dalam syiar kajian. Begitu pula dengan momentum lainnya. Adapun ketika momentum “Valentine’s Day” tiba, maka ta’lim yang bertemakan “Cinta dalam Islam” merupakan tema yang cocok pula untuk diangkat. Kekuatan kajian dan ta’lim akan lebih kuat lagi ketika diisi oleh pembicara yang memiliki kompetensi dalam bidangnya dan tempat yang sejuk dan nyaman. Satu lagi yang penting adalah materi ta’lim atau kajian harus disesuaikan dengan pesertanya, jangan terlalu ringan ataupun terlalu berat.

4. Penelitian Dan Pengembangan (Litbang)  (Bidang I di BTM FEKON)

Rhenald Kasali mengatakan dalam bukunya, Recode Your Change DNA, bahwa “organisasi yang tidak berubah, maka ia akan tergilas oleh tantangan zaman.” Setiap organisasi punya umur hidupnya masing-masing bergantung sampai mana kekuatan mereka untuk bertahan menghadapi tantangan zaman. Begitu pula dengan Lembaga Dakwahh. Adanya globalisasi dan masuknya budaya barat telah mengintervensi pemikiran-pemikiran pemuda Islam menjadi jauh dari agamanya. Syiar berfungsi meng-counter hal tersebut. Namun kegiatan syiar yang tidak diimbangi dengan penelitian dan pengembangan akan menyebabkan ketidakefektifan dan keefesienan dari kegiatan tersebut. Bisa jadi kegiatan syiar beberapa tahun lalu tidak akan efektif lagi dilakukan kembali saat ini karena tantangan zaman telah berubah. Untuk itulah, kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) itu menjadi hal yang sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan kualitas kegiatan syiar kita agar dapat mengimbangi intervensi-intervensi pemikiran yang terus berkembang pula saat ini.

5. Pelayanan dan Pengawalan Mahasiswa Baru (Pengawalan PROBINAS)

Mahasiswa Baru merupakan sasaran “empuk” kegiatan syiar. Mengapa demikian? Karena pikiran mereka yang masih bersih, belum terkotori oleh ideologi manapun yang ada dikampus. Untuk itu seharusnya Lembaga harus berada di barisan depan dalam melaksanakan kegiatan syiar untuk menanamkan paradigma pikiran yang baik tentang islam pada mereka. Acara penyambutan syiar yang baik akan sangat berkesan bagi mereka, sehingga mereka akan mulai memupuk respek dan kepercayaan mereka pada Lembaga dakwah tersebut. Maka bukan tidak mungkin, mereka akan berbondong-bondong mendaftarkan dirinya untuk dapat aktif didalam organisasi itu karena mereka merasa nyaman atas pelayanannya.

6. Kepanitiaan

Satu lagi pilar penting adalah kepanitiaan. Kegiatan kepanitiaan menjadi penting karena dari kegiatan-kegiatan kepanitiaan inilah eksistensi dari Lembaga menjadi terlihat oleh objek dakwah. Dengan adanya eksistensi Gamais maka hal itu pulalah yang membuat objek dakwah kita tahu bahwa sebenarnya kita ada. Selain itu, kepanitiaan menjadi sarana yang baik pula untuk mengasah soft skill para kader Lembaga untuk memanajemen sebuah kegiatan. Kelebihan lainnya adalah kepanitiaan juga dapat menjadi daya tarik objek dakwah kita untuk berpartisipasi bersama kita. Dengan demikian objek dakwah pun mampu menjadi subjek dakwah juga.


Belajar untuk memperbaiki dan membangun semangat di internal syiar itu sendiri. Karena jika internal kita sudah solid secara struktural, konsepan dan pengelolaan insyaallah syiar islam yang mengakar dalam semua elemen kampus itu bukan hanya mimpi…..

Salam Ukhuwah!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon Maaf, agar kotak komentar lebih bermanfaat bagi pembaca, sekarang saya berusaha untuk hanya menampilkan komentar yang sesuai pembahasan. Harap menggunakan bahasa baku dan tanpa singkatan, dan gunakan "subscribe by email" untuk mengetahui balasan